Langsung ke konten utama

7 GOLONGAN DALAM NAUNGAN ALLAH

Dalam hadits Nabi dikatakan, bahwa di akhirat kelak, pada saat manusia dikumpulkan di padang mahsyar, matahari berada sejengkal di atas kepala manusia, maka manusia merasa kepanasan dan berkeringat sesuai dengan amalannya masing-masing, ada yang keringatnya hanya sampai telapak kaki, lutut, bahkan ada yang sampai kepalanya, pada saat seperti ini, ada tujuh golongan manusia yang dinaungi oleh Allah dan mendapatkan rahmatnya, yaitu :

1. Seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah swt.
Bagi seorang remaja/pemuda, perilaku itu sangat langka, karena masa remaja adalah masa yang sangat peka.            Karena jarangnya remaja seperti itulaj maka layak kalau dia disebut salah satu golongan dari tujuh golongan yang    mendapatkan naungan di akhirat kelak.

2. Pemimpin yang adil dan jujur. 
Yaitu pemimpin yang dalam kebijakannya selalu disesuaikan dengan hukum Allah dan dalam tindakannya tidak memihak pada golongan, sehingga yang benar dikatakan benar dan diberlakukan dengan benar kendati berasal dari orang kecil, dan yang salah dikatakan salah dan ditindak sesuai dengan kesalahannya kendati pelakunya adalah orang-orang besar dan pejabat teras. Pemimpin yang seperti ini sangat jarang, bahkan yang banyak kita saksikan adalah pemimpin yang berbuat sewenang-wenang, mempergunakan jabatan untuk mencari keuntungan yang sebanyak-banyaknya, dan tidak peduli terhadap rakyatnya.

3. Laki-laki yang diajak berzina oleh wanita cantik dan berpangkat, lalu dia menolak karena takut kepada Allah.
Pada umumnya, jangankan diajak, kebanyakan yang terjadi justeru laki-laki memburu wanita cantik dan tidak merasa takut kepada Allah swt. Oleh karena itu laki-laki yang seperti ini termasuk kedalam salah satu golongan yang akan mendapatkan naungan dari Allah.
4. Orang yang merahasiakan shadaqahnya sehingga tidak diketahui oleh kanan kirinya
Kerahasiaan yang dilakukan golongan yang satu ini sebagai gambaran dari keikhlasannya dalam bershadaqah.  Dia mengeluarkan harta yang diberikan oleh Allah swt tampah pamrih, bukan dengan tujuan mencari popularitas seperti yang banyak kita saksikan, apalagi menjelang pemilu.



5. Orang yang hatinya selalu tertambat di masjid-masjid
Sebagaimana kita ketahui bahwa masjid adalah tempat strategis bagi kaum muslim, selain melaksanakan ibadah shalat, fungsi masjid juga adalah sebagi sarana pembinaan umat dan juga sebagi tempat silaturrahim. Dalam beberapa riwayat, Rasulullah saw sangat memuji orang yang senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di masjid, beliau bersabda, bahwa klu anda dapati orang yang senantiasa melaksanakan shalat berjamaah di masjid, maka Rasulullah mengatakan bahwa dia adalah orang betul-betul beriman.

6. Dua orang yang menjalin persaudaraan karena Allah.
Dalam mencari sahabat sejati memang tidak gampang, apalagi kalau jalinan persahabatan/persaudaraan mereka dilandasi oleh dan karena Allah swt, di jaman ini persahabatan itu kebanyakan dinilai dengan status sosial, pangkat atau harta, apalagi dalam dunia politik, dengan jargonnya, "tidak ada kawan dan musuh yang abadi, yang ada adalah kepentingan, ketika kepentingannya sama, mereka kemudian berteman tapi ketika kepentingannya sudah beda maka mereka pun berhadap-hadapan. Oleh karena itu maka layak bagi golongan ini mendapatkan naungan dari Allah kelak.


7. Seseorang yang bangun tengah malam melaksanakan tahajjud dan berdzikir kepada Allah kemudian menetaskan air mata karena rasa takutnya kepada Allah swt.
Dalam kondisi kekinian, golongan yang ketujuh ini termasuk manusia langka yg susah dicari, mungkin dari seribu orang cuma satu yang seperti ini, makanya Allah memasukkan mereka ka dalam golongan yang akan mendapat naunganNya di akhirat kelak..

Mudah-mudahan kita termasuk ke dalam salah satu golongan yang akan di naungi oleh Allah di akhirat, Amien.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

ZIKIR VERSI TAREKAT

1. Enam tingkatan dalam persiapan zikir, I. Berniat Dalam niat itu diucapkan : "Ilaahi anta maqshuudii wa ridhaka mathlubi". (Ya Allah, Engkaulah yang aku maksud dan keridhaan-Mulah yang aku cari). II. Duduk Tarekat. Yaitu duduk seperti duduk tahiyat terakhir dalam sholat, kepala ditundukkan ke sisi kiri. III. Rabithatu Mursyid (rasa pertalian dgn Nabi Muhammad saw). 1. Mengucapkan: "Assalmu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabarakatuh". Pada tingkat ini seolah-olah Nabi Muhammad saw hadir di depan kita bersalaman. 2. Kemudian mengucapkan: "Assalamu 'alaina wa 'ala ibadishshalihin". Mengucapkan salam atas diri dan hamba-hamba Allah swt yg sholeh. IV. Bertobat. A. Membaca Istighfar tujuh kali Diniatkan supaya diampunkan oleh Allah swt dosa kita, yaitu: 1. Mata, 2. Telinga, 3. Hidung, 4. Mulut, 5. Tangan, 6. Kaki, dan 7. Syahwat. B. Membaca Istighfar tujuh kali untuk diampunkan dosa bathin, yait

TAKHRIJ HADITS TENTANG MENDATANGI DUKUN

TAKHRIJ HADITS TENTANG MENDATANGI DUKUN Penelitian  takhrij dilakukan dengan menggunakan metode takhrij al-hadits bi al-lafzh dengan menggunakan program CD Al-Maktabah al-Syamilah Versi 3.28 dengan kata kunci يَأْتُونَ الْكُهَّان . Menurut hasil pencarian, potongan hadits tesebut terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud, juz 1, hlm. 349; Musnad Ahmad , juz 39, hlm. 184, 185 dan 186; Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, juz 8, hlm. 138; Mu’jam al-Kabir li al-Thabrani , juz 14, hlm. 326 dan 327. Berikut ini dikemukakan secara lengkap teks hadits tersebut serta jalur-jalur sanadnya:       سنن أبي داود (ج 1\ ص 349) باب تَشْمِيتِ الْعَاطِسِ فِى الصَّلاَةِ. رقم : 931 حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى ح وَحَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ - الْمَعْنَى - عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ حَدَّثَنِى يَحْيَى بْنُ أَبِى كَثِيرٍ عَنْ هِلاَلِ بْنِ أَبِى مَيْمُونَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِىِّ قَالَ صَ

KISAH SINGA DAN GAJAH

Di sebuah hutan terdapat raja hutan (singa) yang merasa dirinya hebat, dan untuk melegalisasikan kehebatannya, maka si singa bertanya kepada sebagian penghuni hutan. Bertanyalah si singa kepada seekor gorila. Singa: “Hai gorila, siapakah yang paling gagah di hutan ini?” Gorila: “Anda tuanku Baginda.” Banggalah si singa mendengar itu. Kemudian ia bertemu dengan seekor banteng. Singa: “Hai banteng, siapakah yang paling gagah dan hebat di hutan ini?” Banteng: “Sudah tentu Anda Baginda Raja hutan.” Mendengar jawaban-jawaban dari sebagian hewan yang ia temui, merasa sombonglah si singa. Kemudian ia berjalan kembali dengan PDnya, dan di tengah jalan ia bertemu dengan seekor gajah. Singa: “Hai gajah,Kau adalah hewan dengan hidung,telinga,dan badan terbesar di hutan ini,mungkin otakmu juga sebesar tubuhmu,,aku mau tanya, siapakah yang paling gagah dan perkasa di hutan ini?” akan Tetapi gajah tidak menjawab, dan di luar dugaan singa, gajah langsung menghajar dan menginja