I. Berniat
Dalam niat itu diucapkan :
"Ilaahi anta maqshuudii wa ridhaka mathlubi". (Ya Allah, Engkaulah yang aku maksud dan keridhaan-Mulah yang aku cari).
II. Duduk Tarekat.
Yaitu duduk seperti duduk tahiyat terakhir dalam sholat, kepala ditundukkan ke sisi kiri.
III. Rabithatu Mursyid (rasa pertalian dgn Nabi Muhammad saw).
1. Mengucapkan: "Assalmu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabarakatuh". Pada tingkat ini seolah-olah Nabi Muhammad saw hadir di depan kita bersalaman.
2. Kemudian mengucapkan: "Assalamu 'alaina wa 'ala ibadishshalihin". Mengucapkan salam atas diri dan hamba-hamba Allah swt yg sholeh.
IV. Bertobat.
A. Membaca Istighfar tujuh kali
Diniatkan supaya diampunkan oleh Allah swt dosa kita, yaitu:
1. Mata,
2. Telinga,
3. Hidung,
4. Mulut,
5. Tangan,
6. Kaki, dan
7. Syahwat.
B. Membaca Istighfar tujuh kali untuk diampunkan dosa bathin, yaitu:
1. Latifatul Qalbi,
2. Latifatur Ruh,
3. Latifatus Sir,
4. Latifatul Khafi,
5. Latifatul Akhfa,
6. Latifatun Nafsun Natiq, dan
7 Latifah Kullu Jasad.
V. Membaca Fatihah.
1. Fatihah satu kali dan Al-Ikhlas tiga kali,
2. Memohon semoga Allah merahmati atas bacaan tersebut atas pribadi sendiri, atas Nabi Muhammad saw dan Orang2 yang sholeh.
VI. Muhasabah.
Merenungkan peristiwa-peristiwa hidup di dunia dan kehidupan akhirat.
Pada tingkat ini perasaan batin merasa Lamaujuda illallah (tidak ada wujud kecuali wujud-Nya), setelah itu maka bacalah doa munajat tiga kali.
"Ilaahi anta maqshuudii wa ridhaka mathlubi a'thini mahabbataka wa ma'rifataka". (Ya Allah, Engkaulah yang aku maksud dan keridhaan-Mulah yang aku cari, hamba mengharapkan cinta-Mu dan makrifat-Mu).
2. Empat adab dalam melaksanakan zikir.
I. a. Mata dipejamkan, kepala ditundukkan setunduk-tunduknya.
b. Tarik nafas, kepala ditegakkan, ucapkan:
Laa.... hati melihat ke atas melampaui tujuh petaka langit, sidratul muntaha, mustawa, arsy, kursi, lauhin mahfudz, kalam ke atas terus ke atas lagi tingkat yang tidak terbatas..... ucapkan: Ilaaha.....kepala ke bahu kanan ke ruang yang tidak terbatas..... Illallaah...... dari kanan sampai ke seluruh kalimat: "Laa Ilaaha Illallaah" dipalukan berhimpun ke dalam hati sanubari, yakni gerak nafas keluar; Lailaaha, gerak nafas masuk: Illallaah.
Pembacaan: Lailaaha Illallaah, pada tingkat ini, perasaan batin telah berada di tempat yang terisi, di ruang yang tak terbatas, lenyap dalam suatu keadaan maa siwallah yakni dalam wujud Allah semata-mata.
II. Membaca satu kali: Lailaaha illallaah, tiga kali membaca dalam hati: Allah... Allah... Allah...
Dalam pada ini, hati rabbani:
- Muraqabah atau berintai-intai dan
- Musyahadah atau berpandang-pandangan dengan Allah.
III. Adab membaca La Ilaaha Illallaah, tiga kali dengan hati ikhlas dengan harakatnya yang baik.
Laa: 2 harakat, Ilaaha: 2 harakat, Illallaah 6 harakat, sama dengan 10 harakat.
IV. Berniat baik.
Dalam membaca La Ilaaha Illallaah, yang dipalu itu atau atau yang dikeluarkan ialah segala sifat-sifat mazmumah/tercela, yang dimasukkan ialah sifat-sifat mahmudah/terpuji.
Adab setelah selesai dzikir:
-Kepala dan pandangan mata ditundukkan terus, semata-mata khusyu kepada Allah dan seluruh anggota badan didiamkan.
-Tahan nafas, tenangkan hati, tidak bergerak.
-Duduk tarekat tetap dalam kehadiran hati kepada Allah, menantikah faedah dan natijah dari dzikir. Semoga Allah melimpahkan rahmatNya kepada kita agar kita memperoleh natijah dzikir itu, dan kalau ada anugerah Allah, maka bersyukurlah, seterusnya kita membaca doa munajat, sebagaimana di awal.
-Ingatlah bahwa segala hal ihwal kita dilihat dan diketahui dan didengar oleh Allah swt.
-Kita berkekalan bersama dengan Allah swt.
-Sebelum kita bubar dalam dzikir lisan "Laa Ilaaha Illallaah" hitunglah yang sudah dibaca dan teruskan hingga tamat. Satu khatam: 70.000 = 70.000 x 7 = 490.000, insyaAllah nafas terakhir kita dengan ucapan: Laa Ilaaha Illallaah".
3. Adab dalam pelaksanaan dzikir.
Dilakukan dalam 4 tingkatan:
Tingkat I.
Mata dipejamkan, kepala ditundukkan (perhatikan adab dzikir)
-Baca dengan lisan: Laa Ilaaha, putar kepala ke kanan, kemudian baca: Illallah, putar kepala ke kiri, dalam hati membaca: Allah... Allah... Allah...
-Mulai dari menit pertama telunjuk digerak-gerakkan, perhatikan detak jantung dan denyut nadi.
-Kalau sudah melafadzkan kata Allah secara otomatis. maka itulah dzikir ismuzzat (dzikir latifatul qalb). Dalam keadaan yang demikian itu,
-dibaca Allah... Allah.... di lidah 10 menit
-dibaca Allah... Allah... di hati 10 menit, menjadi 20 menit.
Tingkat II.
-Mata kepala dipejamkan, mata bathin melihat kalimat Allah... Allah... dengan penglihatan iman dan keyakinan, yakni: Kita musyahadah dengan Allah, berpandang-pandangan dengan Allah dengan af'alullah, sifatullah dan dzatullah.
Tingkat III.
-Telinga lahir dipekakkan, telinga bathin mendengar kalimah Allah... Allah...
-Perasaan bermusyahadah dengan Allah, berkata-kata dengan Allah, seolah-olah Allah mengatakan "Innaniy ana Allah" (sesungguhnya Aku ini Allah). Lantas dalam hati menjawab: "Antallah" atau menjadi Allah... Allah... Allah...
Tingkat IV.
-Lidah ditegakkan ke atas langit-langit, bibir n gigi dirapatkan.
-Lidah bathin mengucapkan Allah... Allah... Pada tingkat ini perasaan bathin merasa "Lamaujuda Illallaah" (tidak ada yang maujud, hanya Allah semata-mata.
Alam lahir/kasar menjadi lenyap, maka yang ada hanya dzatullah, sifatullah dan asmaullah.
Dalam pada ini kita telah sampai pada tingkat iman Ilmul Yaqien, Ainul Yaqien dan Haqqul Yaqien, dimana pada tingkat ini hanya merasai wujud Allah semata-mata.
Demikianlah jalan menuju Allah menurut faham wihdatul wujud dalam ilmu tarekat.
terimakasih ustad
BalasHapusAssalamualaikum wr wb. mohon ijin utk mengamalkn, syukron
BalasHapussilahkan diamalkan pak.......
BalasHapusIzin tanya ustad hakikatnya latifatu sirr. sya sedikit lupa..?
BalasHapusSesat.... Zikir terbaik adalah sayyidul istighfar ,, penjelasan nya cari sendiri yaa . Kedua zikir penggugur dosa yaitu subhanallah wabihamdihi, subahanallah il 'azim di baca 100 x setelah sholat . Setelah itu zikir pada umum nya yaitu istighfar sebanyak2 nya ... ( Beruntunglah orang yg buku amalan nya banyak terisi istighfar. -Ibu Aisyah RA
BalasHapus