Langsung ke konten utama

Anak Keturunan Iblis


Saudaraku mohonlah perlidungan kepada Allah swt dari Iblis dan anak keturunannya, karena sebaik-baik perlidungan, adalah perlindunganNya jua. Iblis dan keturunan sangat lihai dan licik serta tak henti-hentinya menggoda manusia bahkan masuk ke dalam kulit dan daging manusia, seperti mengalirnya darah di dalam  urat sampai manusia terjerumus ke dalam kemaksiatan,
Dalam hadit yang bersumber dari Rasulullah saw. Disebutkan bahwa beliau pernah bersabda, “Barangsiapa memohon perlindungan kepada Allah sekali, nicaya Allah akan melindunginya pada hari itu.”
Dalam hadits lain, beliau bersabda, “Tutuplah pintu-pintu kemaksiatan dengan isti’adzah (memohon perlindungan), dan bukalah pintu-pintu ketaatan dengan tasmiyah (membaca basmalah).”
Diriwayatkan oleh Muqatil dari Az-Zuhri dari urwah dari Siti Aisyah r.a. dia bercerita, “Pada suatu sore, para sahabat berangkat menuju Rasulullah saw. Di antara mereka ada Abu Bakar, Umar bin Khattab, Salman, dan Ammar bin Yasir r. a. Kemudian beliau keluar dalam keadaan berkeringat akibat penyakit panas. Keringatnya menetes seperti mutiara. Kemudian beliau mengusap dahinya seraya berkata, “Semoga Allah melaknat si terlaknat itu,” sebanyak tiga kali.
Kemudian Ali r.a. berkata, kepada Rasulullah saw., “Demi ayah ibuku dan dirimu, siapakah yang terlaknat itu?” Beliau menjawab, “Iblis yang sangat hina, musuh Allah, dia masukkan ekornya ke dalam duburnya, lalu bertelur tujuh butir telur dan mereka itulah anak-anaknya yang ditugaskan untuk menggoda anak cucu Adam, salah satunya bernama Mudahisy yang ditugaskan menggoda ulama dan mencampakkan mereka dalam hawa nafsu.
Yang kedua bernama Hudaits, dia bertugas menggoda orang yang shalat, melupakan mereka dari berdzikir dan menghilangkan hafalan. Dia menaruh rasa kantuk dan menguap sehingga salah seorang dari mereka tertidur, lalu dikatakan kepadanya, “Sungguh engkau telah tertidur.” Kemudian dia berkata, berkata, “Aku belum tertidur sehingga dia masuk shalat tanpa wudhu. Demi dzat yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, seseorang dari mereka selesai shalat dan tidak mendapatkan setengah, seperempat, bahkan tidak sepersepuluh pahala shalat dan dosanya lebih banyak daripada pahalanya.
Ketiga bernama Zalbanu, dia menggoda orang-orang yang ada di pasar. Dia menyuruh mereka berbuat curang dan berdusta dalam jual beli.
Keempat bernama Bitr, dia bertugas merobek kantong dan merusak wajah serta serapah ketika terjadi musibah sehingga terhapuslah pahala orang yang mendapat musibah tersebut.
Kelima bernama Mansuth, dia bertugas membawa berita-berita bohong, adu domba, umpatan, dan fitnah sehingga semua orang berbuat dosa.
Keenam bernama Wasim, dia ditugaskan bertempat di dubur, meniupkan godaan ke saluran sperma dan kemaluan wanita dan laki-laki sehingga masing-masing berzinah satu dengan yang lain.
Ketujuh bernama A’war, dia setan yang bertugas mencuri, dia yang mengatakan kepada pencuri, “dengan mencuri berarti kamu telah menghilangkan kesulitanmu, menunaikan kewajiban agamamu dan menutupi auratmu, kemudian bertobatlah.”
Sumber: Manaqib Syekh Abdul Qadir Al-Jailani, Perjalanan Spiritual Sulthanul Auliya, Habib Abdullah Zakiy Al-Kaaf, CV. Pustaka Setia, 2009.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ZIKIR VERSI TAREKAT

1. Enam tingkatan dalam persiapan zikir, I. Berniat Dalam niat itu diucapkan : "Ilaahi anta maqshuudii wa ridhaka mathlubi". (Ya Allah, Engkaulah yang aku maksud dan keridhaan-Mulah yang aku cari). II. Duduk Tarekat. Yaitu duduk seperti duduk tahiyat terakhir dalam sholat, kepala ditundukkan ke sisi kiri. III. Rabithatu Mursyid (rasa pertalian dgn Nabi Muhammad saw). 1. Mengucapkan: "Assalmu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabarakatuh". Pada tingkat ini seolah-olah Nabi Muhammad saw hadir di depan kita bersalaman. 2. Kemudian mengucapkan: "Assalamu 'alaina wa 'ala ibadishshalihin". Mengucapkan salam atas diri dan hamba-hamba Allah swt yg sholeh. IV. Bertobat. A. Membaca Istighfar tujuh kali Diniatkan supaya diampunkan oleh Allah swt dosa kita, yaitu: 1. Mata, 2. Telinga, 3. Hidung, 4. Mulut, 5. Tangan, 6. Kaki, dan 7. Syahwat. B. Membaca Istighfar tujuh kali untuk diampunkan dosa bathin, yait

TAKHRIJ HADITS TENTANG MENDATANGI DUKUN

TAKHRIJ HADITS TENTANG MENDATANGI DUKUN Penelitian  takhrij dilakukan dengan menggunakan metode takhrij al-hadits bi al-lafzh dengan menggunakan program CD Al-Maktabah al-Syamilah Versi 3.28 dengan kata kunci يَأْتُونَ الْكُهَّان . Menurut hasil pencarian, potongan hadits tesebut terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud, juz 1, hlm. 349; Musnad Ahmad , juz 39, hlm. 184, 185 dan 186; Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, juz 8, hlm. 138; Mu’jam al-Kabir li al-Thabrani , juz 14, hlm. 326 dan 327. Berikut ini dikemukakan secara lengkap teks hadits tersebut serta jalur-jalur sanadnya:       سنن أبي داود (ج 1\ ص 349) باب تَشْمِيتِ الْعَاطِسِ فِى الصَّلاَةِ. رقم : 931 حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى ح وَحَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ - الْمَعْنَى - عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ حَدَّثَنِى يَحْيَى بْنُ أَبِى كَثِيرٍ عَنْ هِلاَلِ بْنِ أَبِى مَيْمُونَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِىِّ قَالَ صَ

KISAH SINGA DAN GAJAH

Di sebuah hutan terdapat raja hutan (singa) yang merasa dirinya hebat, dan untuk melegalisasikan kehebatannya, maka si singa bertanya kepada sebagian penghuni hutan. Bertanyalah si singa kepada seekor gorila. Singa: “Hai gorila, siapakah yang paling gagah di hutan ini?” Gorila: “Anda tuanku Baginda.” Banggalah si singa mendengar itu. Kemudian ia bertemu dengan seekor banteng. Singa: “Hai banteng, siapakah yang paling gagah dan hebat di hutan ini?” Banteng: “Sudah tentu Anda Baginda Raja hutan.” Mendengar jawaban-jawaban dari sebagian hewan yang ia temui, merasa sombonglah si singa. Kemudian ia berjalan kembali dengan PDnya, dan di tengah jalan ia bertemu dengan seekor gajah. Singa: “Hai gajah,Kau adalah hewan dengan hidung,telinga,dan badan terbesar di hutan ini,mungkin otakmu juga sebesar tubuhmu,,aku mau tanya, siapakah yang paling gagah dan perkasa di hutan ini?” akan Tetapi gajah tidak menjawab, dan di luar dugaan singa, gajah langsung menghajar dan menginja