Langsung ke konten utama

Kisah Teladan

Pada suatu hari, di tengah terik matahari, seorang pemuda berjalan di sepanjang sungai. Tak ada makanan yang disentuhnya hari itu. Ia sangat lapar. Badannya lemas. Jalannya terseok-seok. Saking laparnya, matanya berkunang-kunang. Segera ia meminum air di sungai. Sedikit kesegaran terasa.

Tiba-tiba, bersama aliran air, muncul sebuah apel merah mengambang. Buah itu terlihat nikmat. Tanpa sadar segera ditangkap, dibersihkannya, lalu disantapnya dengan cepat. Benar-benar manis. “Apel yang nikmat,” katanya dalam hati.

Ketika laparnya hilang, sang pemuda baru sadar degan apa yang dimakannya. “Apel ini bukan milikku. Kenapa aku memakannya? Padahal, aku tidak tahu siapa pemiliknya,” hatinya membatin. Semakin direnungi, semakin ia merasa bersalah. Hatinya gundah dan tak tenang. Akhirnya ia memutuskan untuk memcari empunya apel dan akan memohon ridhanya atas apel yang dimakannya.

Sang pemuda pun berjalan menelusuri ke arah hulu sungai, asal buah apel mengalir. Akhirnya, ia menemui pohon apel berbuah lebat yang menjulur ke sungai. “Pasti dari pohon inilah apel yang tadi kumakan tadi,” katanya dalam hati. Ia mencari pemilik pohon apel itu. Ketika bertemu, sang pemuda menceritakan apa yang dialaminya. Ia berseda melakukan apa saja, agar sang bapak meridhai apel yang telah dimakannya.

Mendengar cerita sang pemuda, bapak pemilik pohon apel itu sangat kagum. Jarang ia temui anak muda seperti ini. Gagah, sopan, jjur, dan sangat saleh. Alangkah berbahagianya jika ia dapat menjodohkan sang pemuda dengan anaknya yang sudah menginjak dewasa. Maka sang bapak pun mengatur siasat.

“Wahai anak muda,” kata sang bapak. “Niatmu sungguh baik. Namun, aku sudah bersusah payah merawat pohon apel itu. Tak bisa aku memaafkan kamu begitu saja, kecuali kalau engkau bersedia menikahi puteriku.” Lanjut pak tu sang pemuda tak berubah raut wajahnya dan dia bersedia.

“Apakah benar engkau bersedia anak muda?” kata bapak itu meragukan. “engkau tahu wahai anak muda. Anakku itu bisu, tuli, buta, dan kakinya lumpuh. Wajahnya pun biasa-biasa saja, tidak cantik. Bagaimana?” lanjutnya.

Si pemuda tetap pada kesedianya. Tidak berubah. Ia siap melakukan apapun untuk menebus kesalahannya. Bapak tua semakin kagum. Akhirnya, mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan itu dan bapak tua memanggil anak gadisnya.

Diluar dugaan si pemuda, anak gadis si bapak tua ternyata sehat-sehat saja. Tidak buta, tuli, bisu apalagi lumpuh.bahkan matanya sangat indah, putih, dan wajahnya sangat cantik. Tak tahan dengan keanehan ini, maka si pemuda berkata, “Wahai bapak, anda bilang puteri anda bisu, tuli, buta, dan kakinya lumpuh. Tapi, puteri anda sehat-sehat saja. Bahkan menurutku puteri anda sangat cantik rupawan.”

Sang bapak tersenyum. “Begini anak muda,” katanya pelan. “Anakku kukatakan bisu dan tuli karena ia tak pernah mengatakan dan mendengar hal-hal yang dilarang agama. Kukatakan dia buta dan lumpuh karena ia tidak pernah melihat sesuatu dan pergi ketempat yang dilarang agama. Itu maksudku,” kata bapak tua sambil terus tersenyum.

Dengan gembira pemuda itu menikahi puteri si bapak tua ia tidak hanya lepas dari dosa memakan apel haram, tetapi juga mendapatkan jodoh seorang anak gadis saleh yang cantik rupawan. Dari pasangan itulah lahir seorang pemuka islam, yakni Syekhul Islam al-Imam Syafi’i.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

ZIKIR VERSI TAREKAT

1. Enam tingkatan dalam persiapan zikir, I. Berniat Dalam niat itu diucapkan : "Ilaahi anta maqshuudii wa ridhaka mathlubi". (Ya Allah, Engkaulah yang aku maksud dan keridhaan-Mulah yang aku cari). II. Duduk Tarekat. Yaitu duduk seperti duduk tahiyat terakhir dalam sholat, kepala ditundukkan ke sisi kiri. III. Rabithatu Mursyid (rasa pertalian dgn Nabi Muhammad saw). 1. Mengucapkan: "Assalmu alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wabarakatuh". Pada tingkat ini seolah-olah Nabi Muhammad saw hadir di depan kita bersalaman. 2. Kemudian mengucapkan: "Assalamu 'alaina wa 'ala ibadishshalihin". Mengucapkan salam atas diri dan hamba-hamba Allah swt yg sholeh. IV. Bertobat. A. Membaca Istighfar tujuh kali Diniatkan supaya diampunkan oleh Allah swt dosa kita, yaitu: 1. Mata, 2. Telinga, 3. Hidung, 4. Mulut, 5. Tangan, 6. Kaki, dan 7. Syahwat. B. Membaca Istighfar tujuh kali untuk diampunkan dosa bathin, yait

TAKHRIJ HADITS TENTANG MENDATANGI DUKUN

TAKHRIJ HADITS TENTANG MENDATANGI DUKUN Penelitian  takhrij dilakukan dengan menggunakan metode takhrij al-hadits bi al-lafzh dengan menggunakan program CD Al-Maktabah al-Syamilah Versi 3.28 dengan kata kunci يَأْتُونَ الْكُهَّان . Menurut hasil pencarian, potongan hadits tesebut terdapat dalam kitab Sunan Abu Dawud, juz 1, hlm. 349; Musnad Ahmad , juz 39, hlm. 184, 185 dan 186; Sunan al-Kubra li al-Baihaqi, juz 8, hlm. 138; Mu’jam al-Kabir li al-Thabrani , juz 14, hlm. 326 dan 327. Berikut ini dikemukakan secara lengkap teks hadits tersebut serta jalur-jalur sanadnya:       سنن أبي داود (ج 1\ ص 349) باب تَشْمِيتِ الْعَاطِسِ فِى الصَّلاَةِ. رقم : 931 حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ حَدَّثَنَا يَحْيَى ح وَحَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ أَبِى شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ - الْمَعْنَى - عَنْ حَجَّاجٍ الصَّوَّافِ حَدَّثَنِى يَحْيَى بْنُ أَبِى كَثِيرٍ عَنْ هِلاَلِ بْنِ أَبِى مَيْمُونَةَ عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَسَارٍ عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ الْحَكَمِ السُّلَمِىِّ قَالَ صَ

KISAH SINGA DAN GAJAH

Di sebuah hutan terdapat raja hutan (singa) yang merasa dirinya hebat, dan untuk melegalisasikan kehebatannya, maka si singa bertanya kepada sebagian penghuni hutan. Bertanyalah si singa kepada seekor gorila. Singa: “Hai gorila, siapakah yang paling gagah di hutan ini?” Gorila: “Anda tuanku Baginda.” Banggalah si singa mendengar itu. Kemudian ia bertemu dengan seekor banteng. Singa: “Hai banteng, siapakah yang paling gagah dan hebat di hutan ini?” Banteng: “Sudah tentu Anda Baginda Raja hutan.” Mendengar jawaban-jawaban dari sebagian hewan yang ia temui, merasa sombonglah si singa. Kemudian ia berjalan kembali dengan PDnya, dan di tengah jalan ia bertemu dengan seekor gajah. Singa: “Hai gajah,Kau adalah hewan dengan hidung,telinga,dan badan terbesar di hutan ini,mungkin otakmu juga sebesar tubuhmu,,aku mau tanya, siapakah yang paling gagah dan perkasa di hutan ini?” akan Tetapi gajah tidak menjawab, dan di luar dugaan singa, gajah langsung menghajar dan menginja